Pages

Powered by Blogger.

Sunday 3 January 2016

Psikologi dalam Kontruksi Kwarganegaraan



Psikologi dalam Konstruksi Kwarganegaraan



Kehidupan ini seperti halnya roda yang berputar, kadang di bawah, kadang juga di atas. Yang terpenting dalam kehidupan ini bukanlah keberadaan posisi kita berada di atas atau di bawah. Namun, seberapa sadarnya kita dalam posisi yang ada dan melakukan sebuah tindakan untuk menyikapinya.
Yang menjadikan kita bahagia di dunia bukanlah harta, tahta, dan wanita. Walaupun kita bisa bahagia dengan itu semua, namun itu bukanlah kebahagian yang bersifat absolute entinity (kemutlakan sebuah bentuk). Karena kebahagiaan bukanlah terletak pada hal yang  material namun jauh di dasar sebuah bentuk material yang disebut “jiwa”.
Kalau kita hanya memaknai hidup hanya sebatas hidup, maka “monyet” pun hidup. Sama halnya kalau kita hanya kerja sebatas kerja “babi” pun kerja, yaitu makan. Dengan demikian jelas, aktivitas kerja kita tidak hanya ditujukan untuk pemenuhan materi jasad akan tetapi mempertimbangkan kondisi psikologis.
Berhubungan dengan konteks kwarganeegaraan, dalam pembuatan kebijakan haruslah memperhatikan kondisi psikologis. Agar kebijakan yang ada mampu menembus dimensi-dimensi yang tidak mampu dijamah melalui pendekatan empirik yang bersifat rasional sehingga kebijakan yang ada terlihat lebih humanis.

Dikutip dari : http://bhatara-kamanjaya.blogspot.co.id/2016/01/psikologi-dalam-konstruksi-kwarganergaraan.html

No comments:

Post a Comment

 

Contributors

Followers