MAKALAH TENTANG HASAN AL-BASHRI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tasawuf Sunni
ialah aliran tasaawuf yang berusaha memadukan aspek hakekat dan
syari’at, yang senantiasa memelihara sifat kezuhudan dan mengkonsentrasikan
pendekatan diri kepada Allah, dengan berusaha sungguh-sugguh berpegang teguh
terhadap ajaran al-Qur’an, Sunnah dan Shirah para sahabat.
Dalam
kehidupan sehari-hari para pengamal tasawwuf ini berusaha untuk menjauhkan drii
dari hal-hal yang bersifat keduniawian, jabatan, dan menjauhi hal-hal
yang dapat mengganggu kekhusua’an ibadahnya.
Latar belakang munculnya
ajaran ini tidak telepas dari pecekcokan masalah aqidah yang melanda
para ulama’ fiqh dan tasawwuf lebih-lebih pada abad kelima hijriah
aliran Syi’ah Al-Islamiyah yang berusaha untuk mengembalikan kepemimpinan
kepada keturunan Ali bin Abi Thalib. Dimana syi’ah lebih banyak mempengaruhi
para sufi dengan doktrin bahwa Imam yang ghaib akan pindah ketangan sufi yang
layak menyandang gelar Waliyullah, dipihak lain para sufi banyak yang
dipengaruhi oleh filsafat Neo-Platonisme yang memunculkan corak pemikiran
Tasawwuf Falsafi yang tentunya sangat bertentangan dengan kehidupan para
sahabat dan tabi’in. dengan ketegangan inilah munculah sang pemadu syari’at dan
hakekat yaitu Imam Ghazali.
Munculnya aliran-aliran
tasawuf ini tidak terlepas dari tokoh-tokoh yang berperan di dalamnya. Begitu
juga sama halnya dengan Tasawuf sunni. Diantara sufi yang berpengaruh dari
aliran-aliran tasawuf sunni adalah pokok dari pembahasan makalah kami ini yakni
Hasan al-Basri.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah yang kami tetapkan dalam makalah kami adalah sebagai berikut :
1. Siapakah
Hasan Al-Bashri itu ?
2. Bagaimana
isi ajaran Hasan Al-Bashri ?
Setiap
penulisan suatu karya ilmiah pasti memiliki tujuan yang akan dicapai, dan
tujuan yang kami rangkai adalah:
1. Mengetahui
biografi Hasan Al-Bashri.
2. Mendeskripsiskan
tentang ajaran tasawuf Hasan Al-Bashri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Hasan Al-Basri
Nama asli
dari Hasan Al-Basri adalah Abu Sa’id Al Hasan bin
Yasar. Beliau dilahirkan oleh seorang perempuan yang bernama Khoiroh, dan
beliau adalah anak dari Yasaar, budak Zaid bin Tsabit. Tepatnya pada tahun 21 H
di kota Madinah setahun setelah perang shiffin, ada sumber lain yang menyatakan
bahwa beliau lahir dua tahun sebelum berakhirnya masa pemerintahan Khalifah
Umar bin Al- Khattab. Khoiroh adalah bekas pembantu dari Ummu Salamah yang
bernama asli Hindi Binti Suhail yaitu istri Rosullullah SAW. Sejak
kecil Hasan Al-Basri sudah dalam naungan Ummu Salamah. Bahkan
ketika ibunya menghabiskan masa nifasnya Ummu Salamah meminta untuk tinggal di
rumahnya. Dan juga nama Hasan Al-Basri itupun pemberian dari
Ummu Salamah. Ummu Salamahpun terkenal dengan seorang puteri Arab yang sempurna
akhlaknya serta teguh pendiriannya. Para ahli sejarah menguraikan bahwa Ummu
Salamah paling luas pengetahuannya diantara para istri-istri Rosullah SAW
lainnya. Seiring semakin akrabnya hubungan Hasan Al-Basri dengan
keluarga Nabi, berkesempatan untuk bersuri tauladan kepada keluarga
Rosullulahdan menimba ilmu bersama sahabat di masjid Nabawy.
Dan ketika
menginjak 14 tahun, Hasan Al-Basri pindah ke kota Basrah (Iraq).
Disinilah kemudian beliau mulai dengan sebutan Hasan Al-Basri. Kota Basrah
terkenal dengan kota ilmu dalam daulah Islamiyyah. Banyak dari kalangan sahabat
dan tabi’in yang singgah di kota ini. Banyak orang berdatangan untuk menimba
ilmu kepada beliau. Karena perkataan serta nasehat beliau dapat menggugah hati
sang pendengar.
Kemudian pada
tahun 110 H, tepatnya pada malam jum’at diawal bulan Rajab beliau kembali ke
rahmatullah pada usianya yang ke 80 tahun. Banyak dari penduduk
Basrah yang mengantarkan sampai ke pemakaman beliau. Mereka merasa sedih serta
kehilangan ulama besar, yang berbudi tinggi, soleh serta fasih lidahnya.
B. Pemikiran Tasawufnya
Dalam
pengenalan Tasawuf beliau mendapatkan ajaran tasawuf dari
Huzaifah bin Al-Yaman, sehinggan ajaran itu melekat pada dirinya sikap maupun
perilaku pada kehidupan sehari-hari. Dan kemudian beliau dikenal sebagai Ulama
Sufi dan juga Zuhud. Dengan gigih dan gayanya
yang retorik, beliau mampu membawa kaum muslim pada garis agama dan
kemudian munculah kehidupan sufistik.
Dasar
pendirian yang paling utama adalah Zuhud terhadap kehidupan dunia, sehingga ia
menolak segala kesenangan dan kenikmatan dunia.
Hasan Al Basri mangumpakan
makna dunia ini seperti ular, terasa mulus kalau disentuh tangan, tetapi
racunnya dapat mematikan. Oleh sebab itu, dunia ini harus dijauhi dan kemegahan
serta kenikmatan dunia harus ditolak. Karena dunia bisa membuat kita berpaling
dari kebenaran dan membuat kita selalu memikirkannya.
Prinsip kedua
ajaran Hasan Al basri adalah Khauf dan Raja’, dengan
pengertian merasa takut kepada siksa Allah karena berbuat dosa dan sering
melalaikan perintah Allah. Merasa kekurangan dirinya dalam mengabdi kepada
Allah, timbullah rasa was was dan takut, khawatir mendapat murka dari Allah.
Dengan adanya rasa takut itu pula menjadi motivasi tersendiri bagi seseorang
untuk mempertinggi kualitas dan kadar pengabdian kepada Allah dan sikap daja’
ini adalah mengharap akan ampunan Allah dan karunia-NYA. Oleh karena itu
prinsip-prinsip ajaran ini adalah mengandung sikap kesiapan untuk melakukan
muhasabah agar selalu mamikirkan kehidupan yang hakiki dan abadi.
C. Corak Pemikiran Tasawufnya
Hasan Al Basri adalah
seorang sufi angkatan tabi’in, seorang yang sangat takwa, wara’ dan zuhud pada
kehidupan dunia yang mana dikala masanya banyak dari kalangan masyarakt
khususnya dari kalangan atas yang hidup berfoya-foya. Yang mana kezuhudan itu
masih melekat ajarannya dari para ulama-ulama lainnya pada masa sahabat. Yang
mana ajran beliau masih kental ataupun berdasarkan Al Qur’an dan Hadist nabi,
untuk itu beliau termasuk golongan Tasawuf Sunni.
D. Ajaran-Ajaran Tasawufnya
Ajaran-ajaran
Hasan Al-Bashri adalah anjuran kepada setiap orang untuk senantiasa bersedih
hati dan takut kalau tidak mampu melaksanakan seluruh perintah Allah dan
menjauhi larangan-larangan-Nya Lebih jauh lagi, Hamka mengemukakan bahwa ajaran
tasawuf Hasan yaitu:
·
Perasaan takut yang menyebabkan hatimu tentram lebih baik dari pada rasa
tentran yang menimbulkan perasaan takut.
·
Dunia adalah negeri tempat beramal. Barang siapa bertemu dunia dengan
perasaanbenci dan zuhud, ia akan berbahagia dan memperoleh faedah darinya.
Namun,barang siapa yang bertemu dunia dengan perasaan rindu dan hatinya
bertambal dengan dunia, ia akan sengsara dan akan berhadapan dengan penderitaan
yang tidak akan ditanggungnya.”
·
“Tafakur membawa kita pada kebaikan dan selalu berusaha untuk mengerjakannya.
Menyesal atas perbuatan jahat menyebabkan kita bermaksud untuk tidak
mengulanginya lagi. Sesuatu yang fana’ betapapun banyakya tidak akan menyamai
sesuatu yang baqa betapapun sedikitnya. Waspadalah terhadap negeri yang cepat
datang dan pergi serta penuh tipuan.”
·
“dunia ini adalah seorang janda tua yang telah bungkuk dan beberapa kali
ditinggalkan mati suaminya.”
·
“orang yang beriman akan senantiasa berduka cita pada pagi dan sore hari karena
berada diantara dua perasaan takut ; takut mengenang dosa yang telah lampau dan
takut memikirkan ajal yang masih tinggal serta bahaya yang akan mengancam.”
·
“hendaklah setiap orang sadar akan kematian yang senantiasa mengancamnya, dan
juga takut akan kiamat yang hendak menagih janjinya.”Banyak duka cita didunia
memperteguh semangat amal saleh.”
Sikap tasawuf Hasan
Al-Bashri senada dengan sabda Nabi yang berbunyi:
“Orang yang
selalu mengingat dosa-dosa yang pernah dilakukannya adalah laksana yang orang
duduk di bawah sebuah gunung besar yang senantiasa merasa takut gunung itu akan
menimpa dirinya”.
E. Keteladanan Hasan Al Basri
Hasan basri
adalah seorang ulama Tabi’in yang sangat mementingkan kehidupan
akhirat. Yang patut kita teladani dari kehidupan dari Hasan Basri adalah
kezuhudtannya, ia pernah ditanyai tentang masalah pakaian.
Pakaian apa yang paling
kamu sukai? Tanya orang-orang ” yang paling tebal, yang paling
kasar, yang paling hina menurut pandangan manusia” jawab hasan basri . Dari
perkataan inilah dapat kita pahami bahwa hasan basri sangat enggan dari dunia
kemewahan apalagi kenyamanan dan tingkah lakunya sangat menjauhkan dari pujian
manusia.
Hasan Basri
tidak pernah memerintah, memberikan nasihat dan anjuran sebelum ia sendiri
melakukan dengan ketulusan hatinya, karena selayaknya seorang yang yang
berdakwah dijalan tuhan harus menjadi panutan sesama. Dan ia juga tidak pernah
melakukan larangan sebelum ia sendiri menjauhkan terlebih dahulu. Hal tersebut
menujukkan bahwa hasan memang penuh ke strategis dalam berdakwah.
Lebih dari itu
Hasan Basri adalah adalah orang yang penyabar dan penuh dengan
kebijaksanaan. Hasan basri mempunyai seorang tetangga yang beragama
nasrani, diatas rumah Hasan basri oleh oleh tetangga tersebut didirikan kamar
kecil, karena rumah Hasan Basri dengannya jadi satu atap. Setiap membuang air
kecil selalu menetes ke ruang kamar Hasan Basri, kejadian ini berlangsung
bukan hanya berjalan satu bulan atau satu tahun, melainkan 20 tahun. Akan
tetapi hasan basri tidak pernah marah-marah dan mempermasalahkannya. hasan
basri tidak mau membuat kecewa tetangganya . Karena hasan basri mengamalkan
Sabda Nabi ” barang siapa yang beriman kepada allah dan hari akhir
maka muliakannah tetanggnya”. Bahkan Hasan Basri menyuruh kepada istinya untuk
meletakkan wadah di kamarnya supaya air kencingnya tertampung dan tidak
berceceran.
Ketika hasan
basri sakit, salah satu tetangganya mengunjungi beliau ternyata di
dalam rumahnya ada wadah yang digunakan untuk menampung kencing,
setelah diperiksa wadah yang ada di dalam kamar hasan
tersebut, ternyata runtuhan air kencing yang berasal dari
atas kamar kecil yang berada di atas rumahnya.
Setelah ditanya.
Sejak kapan engkau bersabar dengan tetesan air kencing ini?
Tannya sitetangga tadi. Hasan Basrti diam saja tidak
menjawab, mungkin hasan basri tidak mau membuat tetangganya tidak enak.
Hasan katakanlah dengan
jujur sejak kapan engkau bersabar dengan air kencing ini?
Jika kau diam saja dan tidak mau berterus terang aku akan merasa
tidak enak, Tanya teangga nasrani tadi, akhirnya dengan
penuh pemaksaan, hasan basri mau menjawab juga; selama 20 tahun ; jawab hasan
basri
Mengapa engkau
kok diam saja dan tidak mempermasalahkan hal ini? Tanya tetangga tadi . akan
tetapi hasan Hasan menjawab ” aku tidak ingin mengecewakan tetangga aku, karena
Nabi Muahammad SAW bersabda “barang siapa yang berimana kepada allah
dan hari akhir maka mulikanlah tetangganya”
Ketika itu pulalah ia
masuk islam berbondong-bondong bersama keluarganya.
Ternyata hasan basri penuh dengan keteladanan, ia tidak pernah
memaksa seseorang untuk masuk islam, akan tetapi yang paling dianjurkan oleh
baliau, sikap ramah, lemah lembut, penuh dengan pengertian dan
kebijaksanaan yang bisa mengantarkan ketertarikan
kepada orang yang diluar islam untuk mengikuti agama islam.
F. Karamah Hasan Basri
Dikisahkan
pada suatu hari ada seorang ulama ahli tafsir yang berkenamaan abu
Amr sedang memberikan pengajiannya, tiba-tiba ada seorang
pemuda yang datang untuk mengikuti pengajiann Tersebut, Abu
Amr sangat terpesona dengan wajah pemuda tadi. Pada saat itulah apa yang
dimilki oleh abu amr yaitu ilmu Al-Qur’an telah hilang dari
ingatannya Abu amr dengan penuh gelisah dan penyesalan mengadu kepada
kepada sang imam hasan ” setiap kata dan hurufAl-Qur’an telah
hilang dari ingtanku” hasan berkata ” sekarang ini musim haji,
pergilah ketanah suci dan tunaikanlah ibadah haji. Setelah itu pergilah ke
masjid khaif. Disana akan ada seorang yang sangat tua, janganlah engkau
langsung menemuinya, tapi tunggulah sampai keasyikan ibadahnya selesai, setelah
itu barulah engkau mohon do’a padanya.
Abu amr menuruti
perkataan Hasan Basri, setelah berhaji ditanah suci ia pergi ke khaif.
ternyata disana ada seorang lelaki tua beserta beberapa orang yang sedang
mengelilinginya. tak berjarak beberapa kian muncullah seseorang yang berbaju
putih bersih datang kepada sekumpulan orang tersebut, dan berbincang-bincang.
Setalah beberapa kemudian pergilah mereka semua, hanya tinggallah orang tua
yang hanya sendirian.
Kemuadian Abu
Amr menemuinya dan mengucapkan salam. ” dengan nama allah, tolonglah
diriku ini, kata abu amr sambil mengangis, kemudian Abu
Amr menerangkan tentang apa yang terjadi pada dirinya. Seketika itu
ia menengadahkan dan menundukkan kepalanya untuk mendo’akan Abu Amr.
Abu Amr berkata ;
“semua kata dan huruf Al-Qur’an telah kuingat kembali lalu sujud terima kasih
kepadanya”
Siapakah yang
menyuruhmu untuk datang kepadaku?” tutur orang tua tadi. Abu
Amr menjawab; Hasan basri”.
Kalau orang-orang sudah
mempunyai imam seperti hasan mengapa masih mencari imam seperti aku?
Turur orang tua tadi. Ternyata Hasan telah membuka selubung tentang
diriku, sekarang aku akan membuka siapa Hasan basri sebenarnya.
Seorang
laki-laki yang berbaju putih yang telah datang kemari setelah shalat
ashar tadi, dan orang yang pertama meninggalkan tempat ini, ia adalah Hasan
Basri. Setiap hari sesudah shalat ashar ia datang kemari untuk
berbincang-bincang denganku, setelah selesai berbincang-bincang denganku ia
segera pergi ke Basrah untuk menunaikan shalat maghrib disana. Kalau sudah
mempunyai imam seperti hasan basri mengapa masih mencari imam seperti diriku.
G. Karya-karyanya
Banyak dari
buku atau kitab para ulama-ulama yang membahas tentang kebajikan, kesuhudan
serta berbagai hal yang mengarah kepada kebesaran
nama Hasan Al Basri. Yang mana berkat perjuangan beliau
berdampak kepada perubahan masyarakat Islam kepada suatu hal yang lebih baik.
Dan juga menjadi tongkat estafet bagi ulam-ulama setelah beliau dalm menerapkan
mendefinisikan sehingga sebagai pembuka jalan generasi berikutnya. Dan jarang
dari buku atau kitab para ulam-ulam yang membahas tentang karya-karya beliau.
Karena keterbatasan kemampuan, penulis belum bisa memaparkan karya-karya beliau
tapi ada ajaran beliau yang menjadi pembicaraan kaum sufi adalah:
” Anak Adam!
Dirimu, diriku! Dirimu
hanya satu,
Kalau ia binasa, binasalah
engkau.
Dan orang yang telah
selamat tak dapat menolongmu.
Tiap-tiap nikmat yang bukan
surga, adalah hina.
Dan tiap-tiap bencana yang
bukan neraka adalah mudah”.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasan Al-Basri adalah
Abu Sa’id Al Hasan bin Yasar. Beliau dilahirkan oleh seorang
perempuan yang bernama Khoiroh, dan beliau adalah anak dari Yasaar, budak Zaid
bin Tsabit. Pada umur 14 tahun Hasan Al-Basri pindah ke kota
Basrah ( Iraq ).
Dalam
pengenalan Tasawuf beliau mendapatkan ajaran tasawuf dari
Huzaifah bin Al-Yaman,dasar pendirian yang paling utama adalah Zuhud terhadap
kehidupan dunia, sehingga ia menolak segala kesenangan dan kenikmatan dunia.
Prinsip kedua
ajaran Hasan Al basri adalah Khauf dan Raja’, dengan
pengertian merasa takut kepada siksa Allah karena berbuat dosa dan sering
melalaikan perintah Allah. Merasa kekurangan dirinya dalam mengabdi kepada
Allah, timbullah rasa was was dan takut, khawatir mendapat murka dari Allah.
Hasan Al Basri adalah
seorang sufi angkatan tabi’in, seorang yang sangat takwa, wara’ dan zuhud pada
kehidupan dunia yang mana dikala masanya banyak dari kalangan masyarakt
khususnya dari kalangan atas yang hidup berfoya-foya. Yang mana kezuhudan itu
masih melekat ajarannya dari para ulama-ulama lainnya pada masa sahabat. Yang
mana ajran beliau masih kental ataupun berdasarkan Al Qur’an dan Hadist nabi,
untuk itu beliau termasuk golongan Tasawuf Sunni.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Rosihan.2002. Kamus Tasawuf. Remaja
Rosdakarya; Bandung
Mustofa, Ahmad. Akhlak Tasawuf. Pustaka
Setia Bandung. cet IV hal 214
Wisdom
Of Hasan Al-Basri Nasehat-Nasehat Penerang Hati. PT Serambi
Ilmu Semesta Jakarta 2008
max166.blogspot.com